TAKSONOMI
IKAN
1. Pengertian.
Taksonomi adalah susunan atau
penggolongan untuk memberi nama suatu jenis ikan berdasarkan ciri-ciri yang
dimiliki oleh ikan tersebut. Taksonomi
berasal dari kata dalam bahasa Yunani taxis
dan nomos. Taxis berarti susunan atau pengaturan, atau hukum.
Sehingga taksonomi dapat diartikan sebagai tatacara atau penyusunan atau klasifikasi suatu organisme berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Kata taksonomi dulu lebih sering digunakan untuk
klasifikasi tumbuh-tumbuhan, sedangkan untuk hewan lebih banyak digunakan
istilah sistimatika. Namun sekarang kedua istilah tersebut dapat digunakan
untuk hewan maupun tumbuh-tunbuhan termasuk ikan.
Yang
dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang yang
hidup di dalam air, pergerakannya menggunakan sirip, pada umumnya bernafas
dengan insang. Menurut geologi ikan sudah ada sejak zaman ordovisium pada masa
paleozoik yaitu sekitar 425 – 500 juta tahun yang lalu. Orang diketahui sudah
mengenal ikan diperkirakan 10 abad sebelum masehi. Orang Mesir kuno terbukti
telah menggunakan gambar-gambar ikan pada benda-benda peninggalannya.
Pengelompokan ikan yang bukan berdasarkan
taksonominya dapat digunakan berdasarkan geografinya, letak lintang, daratan,
lautan atau bagian-bagian dari laut. Dapat juga dibagi berdasarkan kelompok
yang lebih sempit misalnya laut artika, wilayah temperata bagian utara atau
antartika sebagai wilayah temperata bagian selatan. Dapat juga dibagi
berdasarkan perubahan lingkungan yaitu dibagi berdasarkan tempat atau
lingkungan hidup organisme tersebut.
Sebagai contoh untuk ikan air tawar dapat dibagi berdasarkan lingkungan
danau, sungai kecil atau sungai besar, rawa maupun waduk. Lingkungan air payau
misalnya tambak atau muara. Lingkungan laut misalnya pantai atau lepas pantai,
daerah perairan dangkal, perairan dalam,
daerah terang atau daerah gelap dan lain-lain. Pembagian ini juga dapat
dilakukan berdasarkan tempat atau kebiasaan hidupnya seperti ikan yang hidup di
dasar, di permukaan maupun di bagian tengah dari kedalaman air. Atau
ikan yang hidup di air mengalir, air tergenang bagian tepi atau air tergenang
bagian tengah dan lain-lain.
Ahli taksonomi bekerja mengelompokkan
organisme kedalam kelompok yang sederhana dengan menggunakan ciri organisme tersebut
dan memberi keterangan keterangannya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
memberi nama dan menggolongkan suatu kelompok organisme yang mempunyai
ciri-ciri hampir sama. Menurut Efendi dan Arifin, dalam taksonomi dikenal tiga kelompok yaitu :
1. Alpha taksonomi yaitu tingkatan pengendalian species, sifat
dan pemberian namanya
2. Beta taksonomi menunjukkan susunan species
dalam sistem klasifikasi
3. Gamma taksonomi menunjukkan analisa
variasi yang terdapat di dalam species untuk mempelajari evolusinya.
Pemberian nama organisme termasuk ikan menggunakan kata
latin. Bahasa Latin dianggap sudah tidak
berubah lagi dan arti katanya sudah tetap. Sehingga penggunaan kata latin untuk
menunjukkan ciri – ciri tertentu terhadap suatu organisme akan mempunyai arti
yang tetap.
Taksonomi disusun berdasarkan ciri
morphologi (ciri bagian luar) dari suatu jenis ikan, kemudian ciri fisiologi,
genetika, dan ekologi. Kebenaran dan kesalahan dalam suatu taksonomi tergantung
pada perkembangan ilmu pengetahuan, teori dan metoda yang digunakan. Makin
tinggi tingkat ketelitian suatu pengetahuan yang digunakan dalam taksonomi akan
makin tinggi tingkat kebenaran taksonomi tersebut.
Penggolongan didalam taksonomi lebih
banyak dilakukan berdasarkan ciri-ciri suatu jenis ikan misalnya Klas adalah
tingkatan ikan dalam penggolongan besar contohnya klas Chondrichthyes merupakan
ikan bertulang rawan, Aghnatha merupakan ikan yang tidak mempunyai rahang dan
Teleostei atau Osteichthyes merupakan kelompok ikan bertulang keras atau
bertulang sebenarnya. Penggolongan
berikutnya adalah Ordo atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai susunan. misalnya kelompok ikan yang
mempunyai alat pernafasan tambahan berupa labirinth dikelompokkan dalam ordo
Labirithisi. Sedangkan kelompok ikan yang dapat meloncat dari air dan beberapa
saat berdiam di atas akar pohon bakau, digolongkan dalam ordo
Pleuronectiformes. Demikian seterusnya setiap ada perbedaan ciri-ciri pada
suatu jenis ikan akan dikelompokkan tersendiri. Bahkan pengelompokan setelah
klas, sebelum masuk ke ordo atau setelah
ordo sebelum masuk ke famili, atau setelah famili sebelum masuk ke Genus
apabila terdapat ciri khusus yang specifik digolongkan tersendiri sebagai sub. Sehingga ada sub klas,
Sub ordo, sub famili atau sub genus bahkan sub species. Istilah sub species lebih banyak digunakan untuk menunjukkan
varietas, atau adanya perbedaan sedikit ciri dari organisme yang sama dalam
satu species.
2. Kategori dalam Taksonomi
Kategori dalam taksonomi telah disepakati
terdiri dari
Kingdom
/ Kerajaan (hewan atau tumbuhan)
Phylum (pokok) Sub phylum
Superkelas Kelas
Sub kelas
Super ordo Ordo Sub ordo
Super famili Famili Sub famili
Super genus Genus Sub genus
Super species Species Subspecies
Pada umumnya kategori taksonomi yang digunakan tidak
selengkap susunan diatas karena perbedaan ciri tiap jenis ikan tidak selalu
ada. Kadang ikan yang terlihat berbeda ternyata memiliki kesamaan-kesamaan
sehingga tidak memerlukan penjelasan perbedaan yang rinci. Maka secara umum
susunan diatas hanya terdiri dari
Phylum
(pokok)
Kelas (tingkatan)
Ordo (Susunan) (akhiran
formes)
Famili (keluarga) (akhiran
idea)
Genus
(Bangsa)
Species (jenis)
Sub species (Ras atau
varietas)
3. Pengertian species atau jenis
Species
menurut Saanin (1968) adalah kelompok dari populasi–populasi alami yang secara
aktual atau potensial melakukan pembiakan antar populasi tersebut dan secara
reproduktif terisolasi dari kelompok lain.
Kata species mula mula digunakan oleh John
Ray (1686), kemudian oleh Linnaeus dan ahli sistimatika lain hingga sekarang. Dahulu penentuan species
lebih didasarkan pada bentuk morfologi dari suatu organisme, ternyata banyak
menimbulkan kesulitan. Contoh dari kesulitan ini adalah adanya organisme dalam
satu species yang mempunyai perbedaan menyolok seperti ikan mas punten dengan
ikan mas majalaya. Kedua jenis ikan ini berada dalam satu species yang sama
tetapi secara fisik berbeda. Perbedaan ini dapat ditunjukkan misalnya warna
tubuh ikan mas punten berwarna hitam kehijauan dengan bentuk tubuh yang relatif
membulat dengan panjang total yang lebih pendek. Sedangkan ikan mas Majalaya
memiliki warna tubuh kuning keemasan dengan bentuk tubuh yang telatif lebih
panjang. Jika klasifikasi ditentukan hanya berdasarkan morfologi akan
menyebabkan kerancuan karena ikan yang masih dalam satu species akan dimasukkan
sebagai species yang berbeda meskipun rumus sirip, rumus sisik, tipe sisik dan
ciri fisik lain tidak berbeda.
Dengan
demikian isolasi secara reproduktif dalam satu poplasi ini lebih dapat
disepakati untuk menentukan species. Sehingga suatu species dapat “terisolasi”
dari kelompok lain atau dari species yang lain. Dengan demikian susunan gen
dalam kromosom dari suatu species dapat ditunjukkan secara specifik yang
berbeda dengan species lainnya.
Sedikit
perbedaan misalnya pada ikan mas Punten dan ikan mas Majalaya tersebut dapat
dikategorikan sebagai sub species atau varietas. Banyak jenis ikan yang
mempunyai sub species lebih dari satu. Species yang mempunyai sub species dua
atau lebih disebut dengan “species politypis” sedangkan bila hanya mempunyai
satu species tanpa memiliki sub species
disebut dengan “Species monotypis”. Menurut Subani 1978 sub species
merupakan kelompok intra specifik yaitu kelompok populasi didalam species.
Penulisan nama species organisme telah
disepakati dengan huruf kecil dicetak
miring, dicetak tebal atau diberi garis bawah dan dibelakang ketiga cara
penulisan tersebut diberi nama
penemunya. Contoh :
Dasyatis sephen
(Forsk) ---------- ikan pari
Chanos chanos, forskal ----------- ikan bandeng
Ciprinus carpio,
Linnaeus ---------ikan mas/ tombro
Nama depan dari suatu
species adalah nama genus yang diawali dengan huruf besar. Baru dibelakangnya
diikuti nama speciesnya lengkap dengan nama penemunya. Genus yang mempunyai lebih dari satu species
tetapi nama speciesnya belum jelas dapat ditulis nama genusnya saja diikuti
dengan huruf spp yang menunjukkan bahwa genus tersebut mempunyai banyak species
atau tergolong dalam polytipis. Contoh untuk penulisan genus dari ikan belanak,
karena ikan ini mempunyai banyak species maka bila menuliskan nama species
tanpa specifik menunjuk pada salah satu species cukup ditulis Mugil,
spp. Tetapi jika genus suatu jenis ikan ternyata baru diketahui hanya mempunyai
satu species dan belum jelas nama speciesnya maka penulisan nama species hanya
diikuti sp setelah nama genusnya. Contoh untuk ikan bandeng dalam genus Chanos
ditulis Chanos sp.
Jika ada dua species
yang secara morfologi sangat sama tetapi secara genetik, fisiologis, ekologis,
tingkah laku dan reproduksi berbeda, maka disebut sibling atau cryptic.
Secara taksonomi
setelah species jika masih terdapat perbedaan kecil tetapi tidak prinsip maka
digolongkan dalam kategori sub species atau varietas. Suatu sub species harus
terpisah dari sub species yang lain, artinya terdapat perbedaan yang jelas
meskipun masih dalam satu kelompok species. Terjadinya perbedaan sub species
ini mungkin disebabkan oleh proses evolusi karena menyesuaikan diri dengan
lokasi geografis yang ditempati. Maka sub species masih sama dengan speciesnya tetapi ada ciri-ciri khusus yang berbeda.
Contoh varietas untuk species ikan mas / tombro dengan varietas kumpai adalah Cyprinus carpio L Flavipinnis. Ikan mas adalah
Cyprinus carpio dengan
varietas kumpai yaitu flavipinnis.
a.
Valid scientific name
= Sci. name merupakan nama ilmiah yang sah
- Synonims = nama tidak sah atau tidak
diakui di seluruh dunia.
Contoh Carrasius auratus , L. sebagai valid scientific name
Cyprinus auratus,L sebagai synonym
atau nama lain dari species
tersebut
- Standart common name atau common name yaitu nama umum
yang lazim di gunakan untuk nama binatang / ikan. Contoh :
Cyprinus carpio L disebut dengan
common carp.
Chanos-chanos disebut dengan milk fish.
- Vernacular name atau local
common name adalah nama lokal atau nama daerah misalnya
Ikan mas , tombro, mas-masan, kumpai dan lain-lain.
Ikan betok, betik, krucilan (jawa) Betrik, Bareg (Bandung),
Puyu-puyu (Padang).
Diantara species hewan bertulang belakang golongan ikan
mempunyai species terbanyak yaitu 20.000 species atau lebih dari 40 persen dari
jumlah species seluruh vertebrata yang ada di dunia. Menurut Efendi dan Arifin
didalam identifikasi species mungkin saja akan mendapat hal-hal yang tidak
jelas dari deskripsi yang asli. Untuk menentukan nama ilmiah secara obyektif
taksonomic dari species maka dibuat satu sistim tipe specimen atau contoh
organisme yang diberi nama suatu jenis species).
5. Macam-macam tipe
specimen
1.
Holotype (Type), satu specimen yang
diterangkan oleh author pertama di dalam deskripsinya yang asli atau hanya
satu-satunya specimen yang diketahui pada waktu species tersebut dijelaskan.
2. Lectotype tipe specimen dipilih setelah
deskripsi yang asli dari salah satu syntype yang merupakan dasar dari deskripsi
yang asli.
3. Syntype (cotype) satu dari beberapa
specimen yang merupakan dasar deskripsi yang asli.
4. Neotype yaitu specimen yang dipilih
sebagai tipe baru setelah diketahui dengan pasti bahwa tipe specimen yang asli
dengan deskripsi yang asli telah rusak atau hilang.
5. Paratype yaitu specimen lain dari holotype
yang di pakai oleh author yang pertama untuk menerangkan taxa baru.
6. Allotype yaitu paratype yang jenis
kelaminnya berbeda.
7. Topotype specimen yang diambil dari tempat
yang sama untuk menggantikan deskripsi yang asli.
8. Paratopotype atau isotype yaitu specimen
lain dari holotype yang diambil dari tempat yang sama sebagai holotype dan
termasuk dalam deskripsi yang asli.
6. Pengertian Genus / genera atau marga
Merupakan
kategori dalam taksonomi yang terdiri dari satu atau beberapa kelompok species dan mempunyai
hubungan dekat. Organisme dalam satu Genus dapat diperkirakan mempunyai
pylogenetis yang sama. Dalam penentuan genus tidak terdapat perbedaan utama
seperti pada species. Penentuan taksnomi terhadap genus tergantung pada ahli
yang menggunakannya dan bisa saja
berbeda dalam pengelompokannya. Bisa saja seseorang memberikan kategori genus
untuk kelompok species yang memiliki sifat morfologis hampir sama. Sedangkan
menurut pandangan ahli evolusi bahwa genus selalu memiliki pylogeni yang sama.
Secara umum penyebaran organisme dalam satu
genus umumnya selalu berdekatan secara geografis.
7. Pengertian familia atau keluarga.
Kelompok
organisme dalam satu Famili terdiri dari satu atau beberapa genus yang secara phylogenetis
terpisah dengan familia lain, oleh adanya peluang yang telah ditentukan.
Sehingga secara taksonomi atau sistematika famili selalu tergantung pada genus,
species dan sub species. Penyebaran organisme dalam satu famili adalah luas
yaitu diseluruh dunia. Sehingga sifat pengelompokan dalam satu famili sangat
subyektif. Sehingga jika ada perbedaan dalam satu famili dapat dimasukkan dalam
kategori Superfamili jika memang terdapat perbedaan utama sebelum masuk dalam
kategori famili. Demikian juga jika perbedaan tersebut lebih mendekati pada
genus tertentu sebelum masuk dalam kategori pengelompokan genus maka digunakan
sub famili.
8. Pengertian ordo.
Pengelompokan
secara taksonomi diatas famili adalah ordo. Penggolongan ini dalam bahasa
Indonesia disebut sebagai susunan.
Contoh pengelompokan ikan yang mempunyai alat pernafasan tambahan berupa
labirinth dikelompokkan dalam ordo Labirithisi. Sedangkan kelompok ikan yang
dapat meloncat dari air dan beberapa saat berdiam di atas akar pohon bakau,
digolongkan dalam ordo Pleuronectiformes. Demikian seterusnya kategori ordo
dilakukan untuk pengelompokan dalam kelompok yang lebih umum.
9. Pengertian klas
Pengelompokan
terhadap klas juga sangat umum yaitu iakn yang ada sekarang dibagi dalam tiga
kelompok besar pertama adalah kelompok agnatha atau golongan ikan tanpa rahang,
kemudian kelompok Chondrichthyes untuk golongan ikan bertulang rawan dan
Teleostei untuk golongan ikan bertulang sejati atau golongan ikan yang
mempunyai tulang relatif keras.